Yang Baik Untuk Yang Baik, Yang Buruk Untuk Yang Buruk.


source : pinterest
 Ini saya tulis di hari kesepuluh bulan Ramadhan di tahun 2018, tapi baru dipost sekarang dan akan mengalami beberapa perubahan.

Hari ini saya banyak merenung. Bahkan yang biasanya di jam setelah dhuhur, saya tidur siang, kali ini saya tidak bisa menutup mata, terlalu banyak kalimat-kalimat yang ingin tumpah di kepala saya. Salah satunya mengenai jodoh.

Ada tiga hal yang dirahasiakan Allah SWT kepada mahklukNya yaitu, Rezeki, Jodoh dan Kematian. Hari ini semua hal itu saya fikirkan dan renungkan. Tapi kali ini saya akan menulis tentang Jodoh.

Umur saya sekarang bisa dibilang dewasa lah untuk ukuran umur. Tapi, untuk ukuran sifat dan fisik, masih terperangkap di usia belasan. Saya merasa -dan masih banyak yang menganggap bahwa saya masih remaja. Diusia yang seperti saya sekarang ini sudah banyak yang telah menikah, bahkan sudah memiliki anak. Namun saya (sebelum merenung dan menulis ini), terlalu cuek dengan urusan seperti itu. Tidak memikirkan tentang pernikahan dan segala kehidupan setelah berumahtangga. Sampai saat ini, saat terlalu banyak hal yang terlintas di kepala, Jodoh mulai menyentil. Orangtua selalu menyinggung, terutama Ibu. Dia bahkan selalu mengingatkan saya akan umurnya. Katanya, selagi dia masih sehat-sehat, segerakanlah menikah. (ada yang kasusnya sama dengan saya? Duh!)

Berbicara tentang jodoh dan menikah, pasti harus ada pasangannya kan, lawan jenisnya. Hahah ya iyalah! Nah mungkin kasus saya masalahnya ada di sini. Pasangan.

Nanti… pasangan saya bagaimana ya? Jodoh saya siapa ya? (bersamaan dengan memikirkan ini, saya juga berfikir, atau jangan-jangan yang datang duluan maut, bukan jodoh.)

Mengenai pasangan, saya pengeeeen banget punya pasangan yang jauh lebih baik dibandingkan saya. Tapi saya kadang pesimis. Saya sadar diri. Bagaimana bisa saya berharap seorang Hafiz kalau saya sendiri belum banyak menghafal al-quran, bahkan masih terbata-bata membacanya. Bagaimana bisa saya berharap seorang paham ilmu agama kalau saya sendiri masih sering malas belajar agama. Bagaimana bisa saya berharap seorang terpelajar, kalau saya sendiri hanya lulusan sarjana dan ilmu yang saya pelajari di bangku kuliah sudah menguap. Bagaimana bisa saya berharap seorang yang gagah dengan senyum menawan kalau saya sendiri pendek dan berjerawat. Saya merasa tidak pantas. Terlebih untuk berharap mendapat pasangan yang ilmu agamanya jauh lebih baik dibandingkan saya. Saya bahkan merasa malu untuk meminta kepada Allah SWT, karena Allah SWT sudah menetapkannya di dalam Al-quran surah An-Nur ayat 26, bahwa perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji (pula). Sedangkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Dan yaaa saya merasa tidak cukup baik untuk lelaki yang baik yang saya inginkan.

Semoga setelah ini, setelah saya tulis, menjadi pengingat bagi diri saya sendiri untuk segera memperbaiki diri, segera belajar agama dan segera memperbaiki bacaan Al-quran saya agar bisa mendapat jodoh yang mencintai Allah SWT, mencintai Rasulullah, mencintai Al-quran serta mencintai saya ~ hahahahhaha aamiin

Komentar

  1. Nanti diajari ya buat Blog seoerti ini. Tulisannya enak dibaca. Terus menulis agar tidak kehilangan jejak.

    BalasHapus
  2. hehehe iye pak, makasih banyak sudah berkunjung di sini, sering-sering dan semoga tidak bosan. hehehe

    BalasHapus

Posting Komentar