Yang Baik Untuk Yang Baik, Yang Buruk Untuk Yang Buruk.
source : pinterest |
Hari
ini saya banyak merenung. Bahkan yang biasanya di jam setelah dhuhur, saya
tidur siang, kali ini saya tidak bisa menutup mata, terlalu banyak kalimat-kalimat
yang ingin tumpah di kepala saya. Salah satunya mengenai jodoh.
Ada
tiga hal yang dirahasiakan Allah SWT kepada mahklukNya yaitu, Rezeki, Jodoh dan
Kematian. Hari ini semua hal itu saya fikirkan dan renungkan. Tapi kali ini
saya akan menulis tentang Jodoh.
Umur
saya sekarang bisa dibilang dewasa lah untuk ukuran umur. Tapi, untuk
ukuran sifat dan fisik, masih terperangkap di usia belasan. Saya merasa -dan
masih banyak yang menganggap bahwa saya masih remaja. Diusia yang seperti saya
sekarang ini sudah banyak yang telah menikah, bahkan sudah memiliki anak. Namun
saya (sebelum merenung dan menulis ini), terlalu cuek dengan urusan seperti
itu. Tidak memikirkan tentang pernikahan dan segala kehidupan setelah
berumahtangga. Sampai saat ini, saat terlalu banyak hal yang terlintas di
kepala, Jodoh mulai menyentil. Orangtua selalu menyinggung, terutama Ibu. Dia
bahkan selalu mengingatkan saya akan umurnya. Katanya, selagi dia masih
sehat-sehat, segerakanlah menikah. (ada yang kasusnya sama dengan saya? Duh!)
Berbicara
tentang jodoh dan menikah, pasti harus ada pasangannya kan, lawan jenisnya.
Hahah ya iyalah! Nah mungkin kasus saya masalahnya ada di sini. Pasangan.
Nanti… pasangan saya bagaimana ya? Jodoh saya siapa ya?
(bersamaan dengan memikirkan ini, saya juga berfikir, atau jangan-jangan yang
datang duluan maut, bukan jodoh.)
Mengenai
pasangan, saya pengeeeen banget punya pasangan yang jauh lebih baik
dibandingkan saya. Tapi saya kadang pesimis. Saya sadar diri. Bagaimana bisa
saya berharap seorang Hafiz kalau saya sendiri belum banyak menghafal al-quran,
bahkan masih terbata-bata membacanya. Bagaimana bisa saya berharap seorang
paham ilmu agama kalau saya sendiri masih sering malas belajar agama. Bagaimana
bisa saya berharap seorang terpelajar, kalau saya sendiri hanya lulusan sarjana
dan ilmu yang saya pelajari di bangku kuliah sudah menguap. Bagaimana bisa saya
berharap seorang yang gagah dengan senyum menawan kalau saya sendiri pendek dan
berjerawat. Saya merasa tidak pantas. Terlebih untuk berharap mendapat pasangan
yang ilmu agamanya jauh lebih baik dibandingkan saya. Saya bahkan merasa malu
untuk meminta kepada Allah SWT, karena Allah SWT sudah menetapkannya di dalam
Al-quran surah An-Nur ayat 26, bahwa perempuan
yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan
yang keji (pula). Sedangkan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan
laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Dan yaaa saya merasa
tidak cukup baik untuk lelaki yang baik yang saya inginkan.
Semoga
setelah ini, setelah saya tulis, menjadi pengingat bagi diri saya sendiri untuk
segera memperbaiki diri, segera belajar agama dan segera memperbaiki bacaan
Al-quran saya agar bisa mendapat jodoh yang mencintai Allah SWT, mencintai
Rasulullah, mencintai Al-quran serta mencintai saya ~ hahahahhaha aamiin
Nanti diajari ya buat Blog seoerti ini. Tulisannya enak dibaca. Terus menulis agar tidak kehilangan jejak.
BalasHapushehehe iye pak, makasih banyak sudah berkunjung di sini, sering-sering dan semoga tidak bosan. hehehe
BalasHapus