Yang sering lihat story ig saya pasti sedikit tahu kalau saya tuh suka sekali jajan kopi, terutama kopi gula aren. Dan pasti tahu juga dong, ada satu kafe minimalis di daerah Bone Selatan, tepatnya di Kahu, palattae yang membuat saya jatuh hati sama kopi gula arennya. Bisa dibilang, hampir 3-4 kali seminggu menempuh jarak 12km demi jajan kopi gula aren tersebut. Karena kalau mau bilang hampir setiap hari juga gak mungkin kan, apa kata tetangga (keluarga besar, om dan tante) kalau setiap hari lihat saya keluar jajan. Yaa paling dapat kultum sih…Hahahaha
Back to kopi gula aren kafe tersebut, tidak tahu mengapa sejak pertama kali coba menu itu langsung sukaaa sekali, beda rasanya dengan kopi gula aren lainnya yang ada di KAHU, bahkan nih ya, saking sukanya kalau ke ibu kota Makassar pun yang terngiang itu kopi gula aren ini. Pada tahu kan kafe sudah seperti jamur di musim penghujan, betebaran di mana-mana, bahkan di kecamatan saya pun begitu, ada beberapa yang sudah saya coba tapi rasanya tidak sesuai selera saya. Enak sih enak, semua enak menurut saya, tapi yaaa yang paling pas dengan selera saya yaa ini, kopi gula aren iniii. (Masing-masing punya selera, jadi please jangan hujat saya jika kalian yang pernah mencoba rasanya dan anggap itu hanya biasa saja..hahaha)
Dari tadi ngomongin kopi gula aren ini, kopi gula aren tersebut, pasti kalian pada penasaran kan nama kafenya hahaha. Namanya Fein_kopi. Lokasinya di Palattae, ibukota kecamatan Kahu. Tidak jauh dari alf*mart depan bank sulselbar dan bank bri. Jalan poros Palattae - Sinjai.
Beberapa hari lalu, saya kembali datang membeli kopi gula arennya, waktu itu masih siang hari, jadi kafe masih sepi, saya pun ikut turun dari mobil niat duduk-duduk santai di kafe tersebut. *Yang kenal saya pasti tahu kalau beli kopi di sore atau malam hari, saya jarang ikut turun, paling partner saya saja yang turun pesankan lalu minum di mobil atau bawa pulang, anuu gaes tahu kan saya agak agak tidak suka keramaian, dan di kafe ini rameee sekali kalau sore hingga malam. Selesai membuat kopi pesanan kami, stafnya datang dong menghampiri dan menyodorkan kopi gula aren pesanan kami, tapi dia tidak langsung beranjak dari situ, dia ikut duduk tidak jauh dari kami, sambil senyum ramah, stafnya mulai bicara kalau ternyata kopi yang kami pesan itu racikan terbaru mereka, masih dengan menu dan judul yang sama yaitu kopi gula aren, tapi dengan racikan baru. Dia dengan sopan meminta kami mencobanya dan menunggu respon dari kami. Penasaran saya pun langsung menyeruput lewat sedotan. Dan kalian tahu apa yang langsung terceletuk di hati saya (belum sampai ngomong yaa masih dalam hati hahahaha), Waahh ini kok beda sekali sama yang sering saya minum di sini. Enak, tapi it’s not my type. Bukan selera saya… sedikit kecewa tapi melihat stafnya yang dari tadi menunggu respon membuat saya hanya melempar senyum, takut salah ngomong gaeess. Hahahaha
Partner saya yang pesan double shoot memiringkan kepalanya dan bertemu mata dengan saya, yes persis dengan saya pasti dia juga merasa ada yang berubah. Melihat kami bertingkah aneh, stafnya langsung menjelaskan komposisi kopi yang sedang kami minum, dan lanjut mengatakan, “kak kalau suka dengan racikan lama, masih bisa dipesan kok.” Saya dan partner pun saling tersenyum dan mulai bicara kalau yang baru ini tuh bukan selera kami, kami suka dengan yang racikan lama. Daaann masih banyak hal yang kami bicarakan dengan stafnya yang sangat sangat ramah, pun tentang racikan baru ini yang memang lagi diganrungi oleh anak muda jaman now. Saya mengakui racikan baru ini enak, enak sekaliii tapi kayak not different dengan kafe yang lainnya, kami jatuh hati dengan kafe ini karena racikannya tuh bedaa, rasa kopi dan arennya medok, meski ada campuran susu tapi tidak bisa menandingi kopi dan aren itu sendiri. Mungkin kalau ngobrol dengan pecinta kopi lainnya, mereka akan bilang kalau rasa yang kami suka ini rasa jadul kali yaa, karena masih tidak ada tambahan komposisi-komposisi bahan kekinian (saya simpulkan tidak ada bahan kekinian karena dengar dari cerita stafnya yaa, tapi mohon maaf kalau kalian mau tanya apa, tidak boleh dijabarkan karena itu rahasia dapur mereka, dan mungkin karena mereka merasa kami pelanggan setianya jadi sedikit membocorkan kepada kami hehehe.)
Akhir ngobrol-ngobrol dengan stafnya, saya pun bertanya, “kalau mau pesan yang racikan lama, saya bilang apa?”, stafnya menjawab “bilang saja kak kopi gula aren racikan yang lama, tapi kalau kita datang kak, ditahumi selerata.” Begitu katanya sambil tersenyum, dan saya timpali dengan tawa kecil dan merasa lega kalau ternyata rasa yang dulu masih ada (kayak laguu wkwkwkwk).
Sebenarnya merasa tidak enak juga sih sama owner dan para stafnya, mungkin mereka mau berkembang dengan mengubah racikan kopi gula arennya tapi saya dan partner saya ucuk-ucuk bilang kalau suka yang lama, dan it’s mean tanpa sengaja bilang kalau yang baru ini kurang enak, padahal bisa saja yang racikan ini banyak yang suka dan bisa menambah omset fein. Tuh kan, bisnis f&b itu susah gaes, tidak semua pelanggan bisa kita penuhi ekspektasinya. Tapi baca cerita dari atas kalian pasti paham kan bagaimana owner dan staf fein_kopi sangat menghargai kostumernya, bagaimana mereka sangat menjaga kenyamanan kostumernya, dan memang hal itu yang harus pegiat bisnis f&b lainnya lakukan, menurutku yaa. Heheheh
Sekian dulu gaes, kepanjangan ini ceritanya. Hahaha lain kali cerita apa lagi yaaa.. please kasi saran, karena akhir-akhir ini minat menulisku turun sekali, membaca pun jarang, duh, apa jangan-jangan saya juga sudah terkontaminasi komposisi-komposisi sosial media modern, hahahah tikt*ok misalnya. *nangis
Wahhh, cukup terkesima lihat ceritanya kakak. Kami sangat berterima kasih sdah setia dan menjadi bagian cerita perjalanan dari feinkopi kak😁🥹, dengan adanya artikel ini akan menjadi support system buat kami agar bisa lebih baik lagi kedepannya .. sekali lagi terima kasih 😇🙏🏻
BalasHapusTerima kasih kak sudah mampir di blog ini. Hehehe semoga Fein lebih berkembang lagi, plus ada cabang di sanrego biar tidak jauh2 lagi 😅
Hapus