Pemilihan Kepala Desa, Jangan Bingung Kalau Ke TPS, Berikut Tata Cara Sederhana.


Kepala desa adalah pimpinan dari pemerintah desa. Tugasnya menyelenggarakan pemerintahan di desa, melaksanakan pembangunan, serta membina masyarakat yang ada di desa tersebut. 

Duh, kayaknya berat sekali yaa tulisan kali ini... hahaha

Kali ini, saya akan berbagi sedikit apa yang sudah saya baca dan dengar mengenai pemilihan kepala desa. Jadi yaa, kalau ada salah dan kurangnya, itu dari saya yang masih sedikit belajar dan membaca. Maafkan... hehehe

Di desa saya, sebentar lagi akan diadakan pemilihan kepala desa. Meskipun pemilihan kepala desa dalam skala kecil, tapi ueforia masyarakat sangat tinggi. Banyak masyarakat yang ikutan berbahagia, ikutan deg-degan, ikutan was-was, ikutan kampanye. Bahkan ada yang lebih antusias dari calon kepala desa itu sendiri.

Karena melihat keadaan tersebut, saya jadi kepikiran untuk mecari tahu bagaimana sih tata cara pelaksanaan pemilihan kepala desa, terutama saat ini masih masa pandemi. Saya langsung cari di google, tanya-tanya orangtua, tanya-tanya yang pernah jadi panitia pemilihan, tanya-tanya yang jadi KPPS. Dan yaa.. berikut hasil dari kekepoan saya... hehehe

Tata cara Pemilihan

  • Datang Ke TPS (tempat pemungutan suara) sesuai jadwal yang ditetapkan. Dalam satu desa, TPSnya di bagi perdusun jadi lebih dekat dari rumah anda. Kali ini ada waktu yang ditentukan. Misalkan dalam satu Dusun terdapat 300 warga, jadi waktunya dibagi tiga. 08:00-09:00 seratus orang petama, 09:00-10:00 sertus orang kedua, begitu seterusnya. Jika ada yang berhalangan hadir di waktu yang telah ditentukan, panitia memberi kesempatan pada jam terakhir pemilihan. Artinya, boleh datang di jam-jam 11 sampai 12 (tergantung jam berapa TPS tutup) tapi ini untuk yang punya halangan mendesak ya, jangan juga dibuat-buat. hehehe
  • Saat tiba di TPS, segera perlihatkan undangan dan KTP kepada panitia. Tunggu beberapa saat sebelum nama anda dipanggil.
  • Nama anda dipanggil, segera menerima surat suara dan langsung ke bilik pencoblosan. Coblos sesuai kata hati. Jangan terpengaruh oleh bisikan-bikan orang lain. Apalagi terpengaruh oleh iminig-iming uang. Duh, jangan sampai ada yang seperti itu di desa saya! Tapi saya yakin kok, desa saya semua calon kepala desanya berkampanye dengan sehat.
  • Coblos di nomor urut, foto, nama calon, dan masih di dalam kolom nomor urut pilihan kalian. Agar suara tetap sah, jangan coblos di sembarang tempat.
  • Setelah mencoblos di bilik pencoblosan, lipat surat suara, lalu masukkan ke kotak surat suara. 
  • Selesai memasukkan surat suara du kotaknya, jangan lupa tetesi jari dengan tinta. Ditetesi ya gaes, bukan mencelup jari ke wadah tinta. Ini juga bermaksdud untuk meminimalisir penyebaran virus.
  • Karena saat ini masa pandemi, jadi wajib memakai masker. Hindari Kerumunan. Sebaiknya kalau sudah memberikan hak suara, segera pulang saja ke rumah. 
  • Tinggal tunggu hasil deh. Semoga pilihan kita yang naik sebagai kepala desa. Kalaupun bukan, ya jangan marah, jangan iri, jangan melakukan hal yang tidak sehat. Kita kan hidup di negara demokrasi yaa harus menerima pilihan orang lain dan hasil keputusan suara terbanyak

 Siapa yang Jadi Pemilih

  • Sehat Rohani. Ini penting, karena pemilih harus memilih sesuai keinginan dan kata hatinya sendiri, tidak dipaksa dan tidak tertekan oleh pihak manapun.
  • Terdaftar sebagai penduduk desa tersebut, sekurang-kurangnya enam bulan sebelum pemilihan.
  • Terdaftar sebagai pemilih sebagai pemilih tetap.
  • Berusia 17 tahun ke atas.

Kurang lebih begitulah yang saya tahu (maaf masih minim ilmu heheh). Semoga ada sedikit manfaatnya bagi pembaca. 

Kalian jagoin siapa nih di pemilihan kepala desa kali ini? hahahah

Sebagai tim sukses masing-masing calon, bersaing sehat yaaaa....


Komentar

  1. Bentar lagi pemilihan kepala desa di desa ku nih ka.. boleh juga nih tips nya.sekarang udah paham dan mengerti.. artikel nya bermanfaat sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sama dong...

      Terimakasih sudah mampir di sini.

      Hapus
  2. Kurang lebih prosedurnya hampir serupa dengan pemilihan presiden ya. Terkadang pemilihan Kades di desa itu suka ricuh. Sering terjadi gesekan antar pendukung di masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu yang saya takutkan. Takut ada ricuh pas perhitungan suara. Biasanya pihak yang kalah gak mau terima. Padahal kalau di desa bisa dibilang semua warga masih satu keluarga besar. Jadi gak etis kalau mereka saling berselisih gara-gara pemilihan desa.

      Hapus
  3. Satu suara menetukan menentukan nasib desa kita ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget. Satu suara sangat menentukan.

      Hapus
  4. Wah, kalau pemilihan di desaku biasanya yang gampang bingung mbah-mbah. Jadi kebanyakan malas dan endingnya golput. Kira-kira kapan ya pemilihan kepala desa, saya kurang info ini, hehe

    BalasHapus
  5. Hari yg di tunggu saat pemilihan baik pilkada, pilkades, pilgub, pilpres, pokoknya yg saya tunggu adalah dapat jari tinta haha

    BalasHapus
  6. Aku termasuk yang belum pernah ngalamin pemilihan kepala desa kak. Dan baru tau kalau prosedurnya sama kaya pemilihan walikota sampai presiden ya.

    BalasHapus
  7. Terimakasih kak, bagus banget tulisannya. Jadi bisa di share juga nih tulisannya biat orang yg pertama kali ngikhtin pemilu gak bingung ya setelah baca tulisamu ini. Biasanya dikampungku yg bingung itu orang2 sepuh kak, kelihatan bgt bingung yg dicoblos gimana dimana trs ngelipetnya gimana masukin gimana, lamaa bgt hehe

    BalasHapus
  8. meski hanya pemilihan kepala desa, kadnag masih banyak masyarakat yang golput merasa mereka memilih tiada guna. akhirny ya sering dimanfaatkan orang2 yang tidak bertanggungjawab seperti di desa orang tuaku dulu...semoga kita terhindar punya pemimpin yang tidak bertanggng jawab ya.

    BalasHapus

Posting Komentar