“Kuliah dulu, lulus, mapan, baru deh tulis dongeng beneran.”
“Berarti kamu mau jadi orang lain dulu baru balik jadi diri
kamu sendiri.”
“Pada akhirnya kita tahu kok mana yang realistis an mana
yang cuma dongeng.”
“Apa yang orang bilang realistis belum tentu sama yang kita
pikirin. Ujung-ujungnya kita tahu kok, mana diri kita sebenarnya, mana yang
bukan diri kita, dan kita juga tahu apa yang pingin kita jalani.”
“Aku menulis lagi, … dan cuma ini yang bisa menghiburku.”
“Rasanya dengar kamu ngomong itu kayak digaplok!”
“Saya tidak tahu kapan, tapi saya yakin kok, kamu bakalan
jadi penulis terkenal!”
“Ada yang rasanya gak pas lagi, entah aku yang berubah,
lingkunganku berubah, atau dua-duanya.”
“Nyerah sama realistis beda tipis…”
“Nanti kalau kamu nyampe di titik ini, kamu bakalan tahu
kok.”
“Ini lah aku. Kalau kamu punya masalah dengan itu, that’s
your problame.”
“… dan juga buat dunia khayalmu yang gak pernah aku ngerti.”
“Duniaku berubah, mungkin memang harus begini, mungkin
memang ini jalannya. Meski semua kelihatan baik-baik saja, aku sering merasa
tersesat, semoga ada cahaya, petunjuk jalan, rumah roti atau apapun yang bisa
membuatku keluar dari sini. Sebagaimana semua aliran air darimanapun itu, suatu
saat akan ke laut.”
“Keenan melukis karena cinta dengan seni lukis, tapi ada
sesuatu yang Keenan buat dengan cinta yang lebih dalam.”
“Gue yang salah. Gue maunya lu ngerti gue tanpa gue cerita
apa-apa.”
“Manusia satu itu muncul lagi, apa kabar dia?”
“Kemana perahu ini membawa hatiku, hatinya, mungkin
sementara ini cuma laut yang tahu.”
Semua kalimat diatas adalah kalimat-kalimat yang saya suka
di film Perahu Kertas bagian pertama. Aku memang sudah tergila-gila dengan
‘Perahu Kertas’, entah itu novel, film, lagu dan segala yang berhubungan dengan
Kugy dan Keenan.
Terlepas dari segala yang membuat mereka hadir menjadi
bagian dari sebuah cerita di dunia fiksi, aku sangat-sangat mencintai Kugy dan
Keenan di duniaku sendiri.
Dan untuk Keenan-ku
sendiri,
Hari ini aku bermimpi,
aku bermimpi bisa berbagi dunia bersama ilustrasimu. … karena denganmu
segalanya dekat, segala sesuatunya ada.
Posting Komentar