Langsung ke konten utama

adventure is back


Salah satu taman di Balikpapan




Tulisan ini ditulis saat malam hari...




            Sekarang saya di depan tipi, ceritanya kami (baca: saya, ummi dan bapak) lagi nonton bareng, tapi sebenarnya yang nonton cuma ummi (sambil komen sana sini berita yang muncul di tipi), bapak malah sibuk main game di tab, saya malah sibuk otak atik laptop yang sebulan saya tinggalkan…

            Tapi inti dari pembicaraan ini bukan masalah kami yang di depan tipi. Saya nulis ini mau cerita tentang pengalaman perjalanan selama dua minggu di pulau jawa (baca: Jakarta, Bogor sampe Bandung). 

            Eh sebelumnya, mau cerita pas di Balikpapan dulu deh, kan sebelum ke jawa transit tuh ceritanya di Balikpapan tapi transitnya selama dua minggu..hhh


            Ke sananya pas dua hari setelah lebaran idul adha, barang ummi dan bapak, jengukin ponakan lucu nan imut, yah cucu pertama buat ortu, makanya disayang banget (saya gak iri kok!) hhh.. kakak kan sudah berkeluarga dan menetap di sana, jadi liburan ortu tuh paling di sana… aku ikut lah yaa, mumpung tiket dan segala fasilitas gratis..hhh. 

            Ternyata sampai di bandara, gak seperti yang dulu-dulu, kali ini pas keluar bandara, air mata ummi dan bapak gak berenti netes, ya iyalah saya juga ikut nangis. –kami nangis gara-gara keingat om yang selama ini selalu ada saat kita tiba di bandara, tapi kali ini dia sudah tidak ada lagi. Dua bulan lalu om meninggalkan kami, pergi secara mendadak, membuat kami sekeluarga belum siap namun harus menerima takdir Allah…(alfatihah untuk om kesayangan)

            Singkat cerita, di Balikpapan saya jadi tukang ojek, antar jemput kakak dan adek sepupu, atau apalah yang berhubungan dengan mengendarai motor. Saya merasa sempat hitam di sana (emang pernah putih?). eh, ada cerita yang seru dan tak terlupakan soalnya bekasnya sampe sekarang (nunjuk wajah). Pas hari kedua di sana, kakak nawarin untuk fesyel wajah (entah tulisan yang benarnya bagaimana, yang jelas bacanya fesyel..hhh), ok deh, karena saya penurut dan mengiming-imingkan sesuatu yang bersifat gratisan, makanya deh diiyakan, dan ternyata saya gak cocok dengan fesyel itu, alhasil semua jerawat tumbuh sewajah sampai sekarang, malu diliat orang.. hikz.. (dan jerawat itu harus saya bawa sampai pulau jawa. Mungkin gara-gara jerawat ini, niat awal mencari jodoh di Jawa gak berhasil… wkwkwkwk)

            Di Balikpapan gak ada yang terlalu berarti, soalnya hampir tiap tahun ke sana. Yaa paling nonton tidur dan makan, dan paling gak enaknya, di sana signal sm*artfr*n kagak adaa… oh my.. itukan hidup akyuu.. jadi deh gak bisa online sepuasnyaa.. hikznya tuh di sini..

            Pas hari terakhir aja saya jalan sama sepupu, sampe malam di pinggir laut, dan mungkin karena itu masuk anginnya sampe berhari-hari kemudian.

            Eh, balik dulu beberapa hari sebelumnya. Ummi dan bapak sudah pulang ke Makassar tuh,soalnya mereka kerja kan. Tapi sebelum itu sudah izin untuk ke Jawa, dan yes! Diizinkan meeeennn… huhuy…

            Balik lagi ke masa beberapa hari kemudian. 

            Tanggal 19 okt, saya beranikan diri ke ibukota sendiri, eh gak ding, di bandaranya di Jemput teman, hohoho.. tapi kan dari Balikpapan ke Jakartanya sendiri… ahh au ah geyaapp… (sorry saya mulai masuk ke alam alay, maklum nulis ini pas tengah malam..hihihi)

            Daaannn.. sampailah saya di Jakarta, di jemput Mhuly, teman kesayangan, dan yaaa ceritanya bersambung… hhh

            Sebenarnya saya masih mau nulis, tapi ummi manggil untuk dipijit, kan tugas utama anak berbakti, kan ya? Ya kan! Ok..bye.bye. 

            Eh, masih ada yang lupa ding, waktu kemarin di Balikpapan gak melaksanakan satu kebiasaan kalau sedang ada di sana. Masuk restoran ‘cabe merah’ pesan jus rainbow, foto lalu upload, dan kadang kirimkan fotonya ke kak Waru yang sangat-sangat suka dengan pelangi… kali ini kagak terlaksanaaaa…. 

to be continued...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kafe Hits di Balikpapan

Kalau bosan dengan Balikpapan yang itu-itu aja, tapi ingin keluar nongkrong, coba deh ke kafe. Di sana kamu bisa melepas penat dengan ngobrol dengan teman-teman atau sekedar foto-foto. Berikut ada beberapa rekomendasi kafe yang pernah saya kunjungi di Balikpapan. 1. Dialog Coffee Tidak diragukan lagi, kafe ini sangat hits, saking hitsnya kafe ini memiliki tiga cabang di dalam kota Balikpapan. Kafe...tiga cabang dalam satu kota... wooow... - Dialog Coffee BP : BPN Permai H2 No 57 - Dialog Coffee BB : BPN baru C2 No 16 - Dialog Coffee RB : Ruko Bandar Blok C No 18-19 Saya ke Dialog Coffee yang di Ruko Bandar. Ada dua lantai, kemarin karena di lantai bawah penuh, saya ke lantai atas. Awalnya sih ragu, takutnya di lantai atas tidak senyama di lantai bawah, ternyata pun sangat nyaman buat menghabiskan waktu. Untuk masalah menu, pilihannya banyak. Karena baru pertama datang ke sana, jadi saya bertanya apa yang paling banyak dipesan, ternyata kopi dengan campuran ...

Daftar Gunung-Gunung yang Cocok untuk Pemula di Indonesia: Petualangan Pertamamu yang Tak Terlupakan

Bagi kamu para pecinta alam yang ingin memulai petualangan pendakian, Indonesia adalah surga yang tepat. Negara kita kaya akan keindahan alam pegunungan dengan berbagai tingkat kesulitan. Namun, bagi pemula, memilih gunung pertama bisa menjadi tantangan tersendiri. Tak perlu khawatir, artikel ini akan memberikan rekomendasi gunung-gunung di Indonesia yang cocok untuk pendaki pemula, dengan tingkat kesulitan yang rendah namun tetap menawarkan pemandangan yang menakjubkan. Memulai pendakian di gunung yang tepat akan memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memotivasi untuk terus menjelajahi alam. Gunung yang cocok untuk pemula umumnya memiliki jalur pendakian yang jelas, tidak terlalu terjal, dan waktu tempuh yang relatif singkat. Selain itu, fasilitas pendukung seperti pos pendakian dan sumber air yang mudah diakses juga menjadi pertimbangan penting. Rekomendasi Gunung untuk Pendaki Pemula Gunung Prau, Jawa Tengah: Keunggulan: Pemandangan lautan awan yang spektakuler, jalur pendakia...

Warung Coto Bintang Timur, Palattae

Pasti sudah tidak asing lagi dong dengan makanan yang satu ini. Coto makassar atau coto mangkasara adalah makanan tradisional Makassar, Sulawesi Selatan. Makanan ini terbuat dari daging sapi serta jeroannya   yang direbus dalam waktu yang lama. Rebusan jeroan bercampur daging sapi ini kemudian diiris-iris lalu dibumbui dengan bumbu yang diracik secara khusus. Kali ini saya akan sedikit me-review hidangan coto Makassar yang ada di kampung saya. Ya, meskipun jarak warungnya lumayan jauh dari rumah, sekitar 12Km. Warung coto Bintang timur. Openingnya baru beberapa hari yang lalu. Letaknya di pusat kota kecamatan kahu, Kabupaten Bone, Palattae. Saya tipe orang yang kalau makan coto, suka kuahnya yang tidak terlalu kental. Dan di warung ini, pas saya menemukannya. enak!    Isiannya banyak. Gak pelit sama sekali. Saking banyaknya isinya, kuahnya yang duluan habis, jadi saya minta refil kuah. Eh, malah dikasi satu mangkuk kuah dan ternyata gratis geng refil kuahnya...