• Home
  • Features
  • Fiksi
  • Travel
  • Privacy Policy
  • BBM (blackberry massanger)



    Himitsu, sebuah nama yang jika belum bertemu pemiliknya, kita akan susah menebak dia laki-laki atau perempuan. Namanya memang aneh, seaneh pribadinya. Bahkan pertemuan dengannya pun terasa aneh.
    Kami dipertemukan ‘kembali’ di salah satu media sosial, bbm (blackberry massanger).  Tepatnya dia yang mnemukanku karena dia yang meng’invite’ aku. Awalnya aku ragu untuk meng’accept’nya karena selain namanya aneh-Himitsu, fotonya pun hanya gambar kartun. Aku memang pilih-pilih dalam meng’accept’ teman di bbm, namun karena penasaran dengan namanya yang unik, aku pun menerima permintaan pertemanannya.
    Awalnya gak ada yang spesial, setelah ‘accept’ ya sudah, aku gak kepikiran lagi sama nama aneh itu. Namun, keesokan harinya saat aku membuka ‘notification’, aku menemukan nama Himitsu sedang memperbaharui statusnya, dan waw! Aku tercengang membaca statusnya. Keren! Kata-katanya seperti menghipnotisku untuk berkenalan lebih jauh dengannya. Namun di samping itu, aku masih bingung dia perempuan atau laki-laki. Aku ingin sekali menyapanya, namun gengsiku jauh lebih bekuasa dalam diri ini. Jadi aku hanya bisa memantaunya lewat kata-kata yang memukau dari status-statusnya.
    Suatu hari keajaiban datang dalam blacberry mungil milikku. Saat membuka bbm, aku terkejut menemukan Himitsu mengubah gambar tampilannya, dan eh! Dia... dia kan... mataku melotot melihat foto itu, dan beusaha meyakinkan diri kalau wajah yang terpempang di foto itu adalah wajah yang pernah kulihat, kukenal bahkan sangat berjasa dalam hidupku. Dia... yaaa aku tahu persis wajah itu, dia beneran orang yang pernah kupanggil kakak.
    Ingatan ke lima bulan yang lalu terputar kembali, seperti menonton bioskop dalam kepalaku. Aku ingat betul, bahkan tak mungkin aku melupakannya. Kejadian-kejadian yang merupakan memori terindah dalam perjalanan hidupku membuatku tersenyum-senyum sendiri daat mengingatnya.
    Gengsi untuk menyapanya duluan menguap begitu saja, entah kemana, mungkin telah terbawa angin yang memang saat ini sangat kencang bertiup.
    Astaga... ternyata ini Kak Ari!
    aku langsung menekan enter untuk mengirimnya. Lalu tak berselang berapa lama ada sebuah balsan.
    Ya! J
    Aku hampir jatuh saat meloncat girang menemukan kembali kak Ari yang selama tiga hari kupanggil kakak di Bandung.
    Akhirnya dari percakapan panjang dengannya, aku tahu ternyata nama Himitsu itu adalah nama belakangnya. Dan kini aku tahu, Himitsu itu seorang pria. Hahahahaha
    Mungkin bersambung, mungkin juga hanya sampai disini. ^^

    Posting Komentar