little story in Pare part 5
Manusia hanya bisa merencanakan,
tapi Allah yang menentukan.
Sepertinya kalimat diatas sangat pas
buat hari ini.
Malam sebelumnya, kami berencana
untuk menghabiskan hari minggu ke salah satu tempat wisata (plan A), ke Kediri
(plan B), ke rumahnya mbak Tia (plan C), ke Simpang 5 yang katanya seperti di
Eropa (plan D). Tapi yaaa ada Sang penentu rencana, dari semua rencana diatas
tak ada yang jadi. Pagi kami bangun, siap-siap untuk mewujudkan berbagai
rencana yang telah disusun, tapi ada saja hambatan sehingga rencana hanya rencana
saja, tak ada yang terwujud untuk dijadikan sebuah kenangan. Entahlah ada apa,
tapi aku percaya dari semua rencana itu, Allah telah menyusun rencana yang
sangat indah buat kami. Intinya, yaaa Sabar dan Bersyukur aja.
Yaaa jadilah kami (baca: Ila, mhuly,
& ulfa) menghibur diri dengan ngejreng-ngejrengin gitar di tempat kursus
(baca: JCP), pokoke muas-muasin diri nyanyilah, bodoh amat sama yang pade tidur
(hari minggu memang surganya manusia yang hobby tidur…hahahha). Namanya juga
ngejreng-ngejrengin, yaaa gak ada satu lagu pun yang selesai sampai akhir. Tapi
gak lama ngeganggu ketenangan orang yang tidur, kami pun seperti terhipnotis
untuk ikut merasakan nikmatnya tidur… -jiiiiiiaaaaaahhhhhh….-
Bangun tidur, perut pada dandutan…
aduuuuhhhh Maaaa, anakmu lapar. Dan akhirnya saya dan mhuly mengendarai sepeda
tercinta menyusuri jalan mencari secercah kehidupan dan segumpal nasi
(addduuuuhhhh ini puitis atau kasihan yaaaa….ckckckckc)
Selesai makan, wes pulang ketempat
kursus. Main dan nyambung ngejreng-ngejrengin gitar yang sempat terputus tadi…
alhasil sensei terbangun (maafkan murid-muridmu ini sensei –sambil berlutut-
:D)
Sore sudah menyapa dan kami tak
beranjak dari tempat kami bertapa, (lah! Kok bertapa… ckckckc gak beres ini
anak…). Maksudnya kami gak kemana-mana. Jadilah senyum dan tawa yang
meluap-meluap itu tertutup awan kelam (jadi gak kelihatan dong… hahaha).
Dan finally, rencana tak
terduga tiba-tiba menyapa, sensei mengajak kami ke alun-alun untuk mencari
suasana yang bisa menghilangkan awan gelap di wajah kami… tapi entah mengapa
awan itu sepertinya enggan pergi, dia betah nongkrong di wajah kami, alhasil
cemberut dan bad mood melanda gadis-gadis manis ini… heheheh..
Tapi setiap langkah, kucoba untuk
berdamai dengan hati dan awan itu, “yooooo ILa bersyukur, jangan sampai kau
lupa nikmatNya..” kalimat penyemangat ini yang membuatku menemukan senyum. Sekitar
sejam di alun-alun kami pulang, dan menikmati istirahat di kost masing-masing. (aduuuhhh…
maaf yaa jika kalimatku gak nyambung lagi, pas nulis ini mata udah 2,9 watt…-_-).
Sebenarnya ada cerita yang sangat
ingin kutulis, cerita ini bukan hanya terjadi hari ini, tapi cerita itu
mengklimaks di hari ini… andai aku bisa membaginya, pasti aku akan membagi
cerita itu pada kalian.*nyolek mhuly sambil ngelirik Ulfa... :D
Terimakasih untuk kalian yang telah
membahagiakanku, doa tulus kupanjatkan agar Allah senantiasa memuliakan dan
memberi kebahagian kepada kalian.
“Bersyukurlah atas segala nikmat yang
diberikanNya padamu”
-ILa-
Komentar
Posting Komentar