• Home
  • Features
  • Fiksi
  • Travel
  • Privacy Policy
  • MONSTER YANG BERNAMA UN



    Esai ini kemarin kuikutsertakan dalam lomba yang diadakan oleh profesi UNM, tapi sayangnya belum beruntung untuk mendapat juara. tapi tak apalah yang penting saya sudah berusaha untuk membuat Esai, karena selama ini yang kubisa hanya menulis fiksi (baca: cerpen). sekarang saya berusaha untuk belajar menulis Esai, karena esai juga hal yang penting dalam dunia kepenulisan.. ^^
    yang punya waktu banyak, monggo, silahkan baca... :)




    Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempengaruhi  kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul adalah melalui pendidikan. Di negara kita, Indonesia, untuk menciptakan sistem pendidikan yang mampu menjawab tantangan masa depan, maka pemerintah dalam hal ini Presiden dan DPR membentuk UU (Undang-undang) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang di dalamnya juga mengatur tentang pelaksanaan UN (Ujian Nasional).

    Ujian Nasional merupakan momok yang sangat menakutkan bagi sebagian besar siswa/siswi di seluruh Indonesia. Bagaimana tidak, perjuangan selama tiga tahun dihantui oleh beberapa hari. Meski UN bukan lagi penentu lulus atau tidaknya, tapi UN memiliki porsi besar dalam penentuannya. Karena setiap komponen masyarakat yang terlibat dalam ujian nasional (UN) menginginkan semua peserta bisa lulus ujian maka banyak siswa/siswi yang mengambil jalan menyimpang untuk mencapai kelulusan itu. Yaa… apalagi kalau bukan nyontek.. Kejujuran dipertaruhkan, bahkan dilupakan.

    Tapi apakah Ujian nasional sudah menjadi kebijakan pemerintah yang sangat tepat? Dari kenyataan yang terjadi di masyarakat, kebijakan ini sepertinya mengubur semangat bahkan membunuh harapan siswa yang mempunyai cita-cita tinggi namun tak bisa lulus UN. Faktanya beberapa tahun yang lalu ada seorang siswi mendapatkan beasiswa untuk kuliah di luar negeri karena kemampuan bahasa inggrisnya yang baik, namun akhirnya kandas gara-gara nilai matematikanya di bawah standard yang mengakibatkan siswi tersebut tidak lulus UN.

    Cerita-cerita tentang Ujian Nasional memang tak sedikit yang membuat miris, bahkan tragis. Tak sedikit siswa yang mencoba mengakhiri hidupnya karena tak lulus UN. Akal sehat tak lagi berfungsi saat rasa malu dan kecewa yang berlebihan menyelimuti perasaan. Jadi tak salah jika ujian nasional disimbolkan sebagai monster menakutkan yang siap-siap menerkam saat pengumuman dibacakan.

    Mungkin jika ada calon pemimpin bangsa yang berani menjadi ‘Super Hero’ untuk memberantas monster yang bernama ujian nasional atau dengan kata lain memiliki misi penghapusan UN atau kelulusan tidak didasarkan pada nilai UN maka akan dipilih oleh banyak kalangan yaitu para pendidik, siswa, para petani yang anaknya menjadi siswa, para buruh yang anaknya adalah siswa, para pedagang yang anaknya adalah seorang siswa, para pengusaha yang anaknya adalah seorang siswa, para perantau yang anaknya adalah siswa, para artis yang anaknya adalah siswa dan seluruh warga Indonesia yang anaknya adalah seorang siswa.



    -ILa-

    Posting Komentar