Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

Dia yang Kuanggap

dunia terasa berubah detik itu ada tatap, senyum dan ucap syukur untuk-Mu yang memberiku waktu mempertemukan aku dengan dia yang kuanggap ragu sempat membekukanku namun sapa itu mencairkannya hingga kukumpulkan keberanian untuk dia yang kuanggap ada kala aku terdiam bahkan kata tak berani melawan pesonanya pesona dia yang kuanggap sudut mata tak bisa kukuasai ia terus mencari sosok sosok yang kuanggap ketakutan menjalar saat matanya menangkap sudut mataku aku takut ia tahu ada rasa rasa untuk dia yang kuanggap entah setelah itu Engkau masih memberiku waktu waktu untuk bertatap, tersenyum dan berucap waktu untuk dia yang kuanggap -iLa-

Penghilang Penat versi ILa

gambar-gambar ini lahir saat kuliah berlangsung... dan seperti biasanya, tak ada gambar lain yg kubisa selain gambar pohon yg dipenuhi ranting-ranting...hahahha gambar ini bukan hasil dari tanganku saja yang bekerja, banyak campur tangan teman-teman sekelasku... (mungkin mereka juga sedang bosan saat kuliah jadi ikut-ikutan mencoret-coret kertas...hahaha dasar mahasiswa...^^) Add caption

Alamat yang Hilang

Sebuah surat kutujukan padamu Namun hingga detik ini aku tak tahu alamatmu Telah kutanya semuanya Pada burung di angkasa Pada semut di tanah Namun tak satupun tahu keberadaanmu Lelah kumencari Langkah kaki terasa berat Kemana lagi surat ini harus kubawa Dimanakah rumahmu? Rumah yang telah menampung jiwa dan ragamu Rumah yang harus kualamatkan surat ini Atau kau telah memberiku alamat yang salah, Tapi mengapa? Aku hanya ingin mengirimimu surat Sebuah surat yang alamatnya hilang -iLa-

Supernova

        Saat merenung dan memikirkan langit, saya tiba-tiba teringat supernova. Segera saya tanyakan pada dia. Dia yang menurutku pasti bisa menangkap apa sebenarnya maksud pertanyaanku. Dan tepat, dia seperti telah membaca pikiranku yang berbasa-basi tentang supernova dan langit namun sebenarnya berfikir tentang manusia dan akhir dari manusia itu sendiri. Aku : Supernova itu apa? Dia : Ledakan bintang, kenapa? Aku : Kasian bintangnya. Dia : kenapa kasian? Memang sunnatullahnya begitu. Aku : Matahari juga bakalan begitu? Dia : Iya, kalau tidak padam, dia meledak. Aku : Deh... ngeri... buat apa jadi bintang kalau akhirnya meledak, hilang... (Dia tidak menjawabnya, dia malah bilang...) Dia : Buat apa jadi manusia kalau akhirnya meningg al.           Dan setelah percakapan itu, aku merenung kembali. Bukan...bukan merenung, tepatnya bertanya pada diriku sendiri. Buat apa aku h...