After Read "5 cm"

Saya berfikir panjang, menghayal, merenung dan tak terasa menitikkan air mata setelah membaca sebuah novel karya Donny Dhirgantoro yang berjudul 5 cm. Sebuah novel yang menurutku lumayan berat karena tebalnya hampir empat ratus namun ceritanya ringan, dan memiliki arti yang sangat dalam.

Novel yang bercerita tentang persahabatan antara Arial, Riani, Zafran, Ian, dan Genta (ditambah lagi Arinda, Indy dan Deniek sebagai tokoh yang ada di novel ini) yang membuatku sangat-sangat iri ingin memiliki sahabat seperti mereka. Bagaimana tidak, meskipun mereka memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, mereka tetap memeluk indahnya tali persahabatan. Semua jalan-jalan kehidupan saat remaja mereka lalui bersama, mulai dari nongkrong bareng hingga membahas Socrates, Plato, Einstein dan masih banyak lagi hal-hal unik yang mereka lakukan.

Tak terelakkan, nafas-nafas cinta tumbuh diantara beberapa personil “Power Ranger” –nama yang mereka berikan untuk kelompok mereka- namun cerita di akhir novel tentang cinta yang tumbuh itu membuatku terkejut, sangat jauh dari yang kubayangkan saat menjelajahi lembar-lembar sebelumnya.

Meskipun di dalam novel ini banyak lirik-lirik lagu yang ‘mungkin sebagian besar orang menganggapnya’ keren, namun hanya lagu yang berbahasa Indonesia saja yang kutahu-itupun tak semuanya- (maklum ILa katro dalam urusan lagu-lagu barat...^^)

Saat perjalanan mereka menaklukkan puncak gunung Mahameru, disana saya menemukan berjuta serpihan arti persahabatan dan persaudaraan. Dan saat Donny Dhirgantoro mengalirkan cerita-cerita ketika si “Power Ranger” melewati rintangan-rintangan menempuh perjalanan menuju puncak dan tiba di puncak untuk mengibarkan Sang Merah Putih, dan saat lembaran cerita seorang pendaki lainnya menulis surat di batu nisan sahabatnya yang meninggal di gunung Mahameru, semua itu membuatku terpaku dan bertanya pada diri sendiri “ILa, apakah kau sudah mencintai negaramu sendiri? Apakah kau sudah berbakti pada Ibu Pertiwi? Yang telah memberimu tanah dan air untuk hidup... dan apakah kau sudah melegakan nafas mereka yang ada disekitarmu saat ini? Atau apakah kau hanya menambah sesak kehidupan mereka?” –tak bisa kujawab, aku hanya bisa merenung dan ‘menangis’-

Novel ini memberiku kekuatan untuk bermimpi dan mengumpulkan seluruh keyakinanku untuk mewujudkan mimpi itu. karena “...yang bisa dilakukan seorang makhluk bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya...” -5 cm-


“Impian, Cinta, dan Kehidupan.”
Sederhana, tapi luar biasa... ada dalam diri setiap manusia jika mau meyakininya.
-5 cm-


Komentar