Please, kalau sedih jangan alay!

Banyak hal yang membuat kita bersedih. Bahkan mungkin hari ini, pun  kita mengalami hal yang menyedihkan. Semuanya terasa buram, kabut, atau apapun yang mendekati gelap. Hati dan fikiran menjadi lemah.
Saya anaknya melankolis pake banget. Apa-apa dibawa baper, apa-apa dimasukin kedalam hati, lalu kepikiran, dan yaa gak jarang nangis sepanjang malam. Dulu waktu masih remaja, SMA sampai kuliah, media sosial jadi pelampiasan kesedihan saya. Status-status mellow atau tulisan-tulisan menye-menye sudah menjadi langganan di media sosial saya. Makanya teman-teman ada beberapa yang menyebut saya sebagai ratu galau. Hahaha
Sekarang kalau facebook menampilkan kenangan beberpa tahun lalu, saya malu sendiri membacanya. Di benak cuma bisa bilang “oweh alay” hahahha ada beberapa yang bisa terhapus, ada beberpa yang tidak bisa terhapus. Duh!

Terus, sekarang ila sudah gak sedih-sedih lagi?

Yaa tentu masih ~ hahaha
Melankolis, baperan, galauan, susah hilangnya ciiiin.. tapi sekarang nyatus di sosmednya udah jarang. Yaa setidaknya gak alay alay banget lah…

eh, eh, saya bikin pengumuman dulu : saya nulis ini bukan karena saya bisa kontrol sedih saya. Not at all. Tapi cuma ingin berbagi apa apa yang ada di fikiran saya saat ini. Kalau misalnya besok besok kalian mendapati saya lagi sedih-sedihnya, tinggal nyuruh say abaca ulang tulisan saya ini, terus bilang ‘malu dong sama tulisan sendiri.’ Hahahah

Ok,ok.. jadi apa yang membuat ila bisa menahan diri untuk tidak terlalu menyebarkan ke-galau-annya?

Sebenarnya masih sih.. Ada beberapa teman saya yang menjadi tempat pelarian saya bercerita kalau lagi sedih. Mungkin mereka cuapek juga sih dengar keluhan saya tapi yaaa daripada saya nyatus alay lagi kan yaa… hahaha Mmm.. mungkin karena sekarang sudah semakin matang, eeaaa buah kali.. hahhaa maksudnya, sudah banyak yang saya lalui. Pengalaman-pengalaman diri sendiri atau orang lain bisa membuat kita berubah loh. Selain itu buku-buku yang kita baca. Saya sudah mengurangi membaca novel novel roman picisan nan alay yang kalau sedih drama banget. Hahhaha
dan yang lebih penting, belajar agama. Biar lebih dekat dengan Sang Pengatur segalanya. Dulu, kalau sedih bikin status karena pengen diperhatikan sama orang lain, pengen ada yang ngechat atau telfon menanyakan keadaan saya. Saya gak sadar kalau ada yang jaaauuhhh lebih perhatian sama saya. Setiap detiknya diperhatikan. Setiap detiknya ada. Setiap detiknya menunggu kapan kita bersujud sambil mengeluhkan segalanya. Dialah Allah SWT.

Kita tidak dilarang untuk bersedih, tapi sedihnya secukupnya saja karena memang kesedihan dipergulirkan dengan kesenangan. Allah ingin kita belajar bersyukur atas apa-apa yang membuat kita senang, dan belajar bersabar atas apa-apa yang membuat kita sedih. Pokoknya senang dan sedih itu sunnatullah. Seperti firman Allah SWT dalam Al-quran surah Al-Imran ayat 140 :
“Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah ingin memberi bukti kebenaran kepada beriman (dengan orang-orang kafir) dan menjadikan sebagian diantara kalian sebagai syuhada’. Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”

Itu manteman ~
Sebelum nulis, di otak banyak banget loh bahan tulisan, tapi pas nulis nguap. Udahlah yaa.. sampai di sini dulu.. hahha

See you, semoga Allah menyayangi kita semua. 🧡

Komentar