pelepas segala atau pemenjara segala?
Manusia tidak perlu harus serakah untuk menjalani
kehidupannya. Tapi bagaimana jika malah tak memiliki satu pun?
Melepas segala yang ada dan membiarkannya tanpa menggenggam
satu pun juga terkadang menjadi musibah bagi manusia. Ia akan bersedih dan kesepian
oleh ketidakadaan.
Belajar dari cerita dua manusia yang melepas dan menggenggam
erat semuanya menjadi sebuah renungan untuk diri saya sendiri.
Cerita pertama datang dari seorang teman yang datang dengan
senyum tipis namun miris. Ia akhinya tak bisa lagi membendung rasa menyesalnya
setelah melewatkan segala yang pernah datang padanya. Dahulu ia termasuk
seorang yang banyak mendatanginya, namun tak satupun ia hiraukan, tak satupun
ia genggam, karena menurut pembelaannya, ia tak mau membuat yang datang
terbelenggu oleh dirinya, ia ingin membebaskan semua jiwa yang ada. Ia ingin
semua jiwa bebas, tanpa ikatan apapun, tanpa aturan apapun yang sengaja manusia
ciptakan untuk membatasi manusia lain. namun kini, ia sadar atau malah menjadi
tak sadar bahwa ada hal yang harus digenggam, harus dipenjarakan oleh jeruji
yang kita buat sendiri untuk jiwa orang lain. terlambat. Saat ia mulai
membangun jeruji itu, semua tak ada lagi. Semua pergi dan tak pernah datang
lagi.
Cerita kedua malah datang dari seorang teman dengan mata
bengkak oleh tangis. Ia mengutuk dirinya sendiri yang serakah. Serakah… ia
menamai dirinya serakah saat bercerita pada saya. Dari penuturannya, ia
kehilangan segalanya karena keserakahan yang ada di dalam dirinya. Dahulu, ia
membangun penjara yang sangat lapang di dalam dirinya. Ia memenjarakan segala
yang datang padanya, termasuk jiwa manusia lain. ia ingin menguasai segalanya.
Ia ingin memiliki segalanya. Meski lapang, penjara itu pun akhirnya sesak oleh
segala sehingga jerujinya rusak dan terbukalah pintu untuk segala itu pergi. Pergi
dan tak pernah datang kembali.
Kini keduanya tak memiliki apa-apa. Kini keduanya datang
dengan cerita pilu. Saya hanya bisa mendengar kisah mereka dan tak ada saran
apapun. Dan karena dari mereka ada pertanyaan besar untuk jiwa , apakah ia
pelepas segala atau pemenjara segala?
Komentar
Posting Komentar