季語 (kata-kata yang berbau musim)
Hari selasa kemarin saya kuliah “Telaah
Puisi”. Saat pertemuan kemarin, Sensei (sebutan untuk guru atau dosen di
Jepang) membahas tentang Haiku. Sebelum masuk dari inti pembicaraan yang mau
saya share disini, saya ingin berbagi pengetahuan sedikit tentang haiku. Haiku itu
diartikan sebagai puisi pendek jepang, memiliki pola penulisan 5-7-5, dan
biasanya berisi kata-kata sesuai musim.
Di jepang, penulisan Haiku bisa
dijabarkan sesui musim. Biasanya penulis memasukkan kata-kata khas yang
menggambarkan suatu musim di dalam Haiku-nya. Karena Jepang memiliki empat
musim, jadi banyak kata yang digunakan penulis dalam penggambaran musim-musim
di Jepang, baik musim panas, musim semi, musim gugur, maupun musim
dingin/salju.
Nah dari penjelasan Sensei saat mata
pelajaran berlangsung, terbersit difikiran akan musim-musim di Indonesia. Saya tidak
lagi fokus tentang haiku yang dijelaskan sensei. Saya malah sibuk membandingkan
musim-musim yang ada di Jepang dan yang ada di Indonesia.
Berbicara tentang musim, banyak
masyarakat Indonesia iri dengan musim yang ada di negara-negara lainnya, Jepang
salah satunya. Jepang memiliki empat musim, yaitu Panas, Semi, Gugur, dan
Dingin/Salju yang membuatnya terlihat keren atau cantik disetiap ciri khas
musimnya. Beda halnya dengan Indonesia yang hanya memiliki dua musim, yaitu
musim kemarau dan musim Hujan. Dan sepertinya sekarang kita sudah tidak tahu
kapan musim hujan, kapan musim kemarau akibat dari peanasan global.
Masih di dalam ruang kuliah, dan
masih bergelut dengan pikiran tentang musim sementara Sensei masih menjelaskan
tentang haiku (mohon jangan dicontoh. ^^V).
Saya tiba-tiba teringat dengan iklan
tentang musim di Indonesia yang selalu tayang di layar kaca, televisi. Ada sedikit
mindset yang tiba-tiba menyentil otakku. “kenapa Indonesia mesti iri
dengan negara yang memiliki empat musim? Toh kita memiliki sejuta musim. Bukan hanya
musim Kemarau dan musim hujan saja. berbagai macam musim ada di Indonesia. Mulai
dari musim Liburan, musim Mudik, musim Nikah, musim Durian, musim Rambutan,
musim cerai (nonton tipi, gosip para selebriti.. hehehe), musim Kelulusan,
musim Panen, musim Haji, dan masih
banyak musim lainnya. (kalau penasaran tanya Om Google… hohoho)”
Ahhh… ternyata Indonesia kaya akan
musim. :D
Yuk lupakan masalah musim tadi, mari kembali fokus ke kuliah. Tapi loh,
kok Sensei-nya sudah mau keluar…yaaa kuliah hari ini sudah selesai, padahal
saya belum paham betul apa yang tadi sensei jelaskan (bagaimana bisa paham
kalau diotak cuma membanding-bandingkan musim. Huuuuuuu….). tapi biar gini, aku
masih dapat menangkap sedikit info loh… katanya bagi pemula, dalam penulisan
haiku, gunakan dulu satu kata-kata musim. Maksudnya dalam satu haiku, fokuskan
pada satu musim saja. dan tips untuk menulis haiku, gunakan panca indera karna
dengan memilihat, mencium, mendengar atau merasakannya, kita bisa menggali
kata-kata yang indah untuk mendeskripsikannya dengan pola tulisan yang telah ditentukan.
Dan jangan lupa, gunakan “季語
Selamat menulis
haiku, atau selamat mencari musim-musim lainnya yang ada di negara tercinta
kita, Indonesia. ^^
-ILa-
Nb:
Mungkin tulisan ini tidak sejalan dengan
fikiran anda (baca: pembaca), mohon maklumi saja. saya hanya menulis apa yang
sedang saya rasakan atau fikirkan serta apa yang sedang saya kerjakan. Jika salah,
mohon diluruskan dengan mengirim sms ke nomor yang ada di kontak HP anda dengan
nama apa saja yang anda simpan sebagai simbol bahwa nmor itu akan menyampaikan
pesan anda kepada saya… (ngomong ngawur… hahahah)
Komentar
Posting Komentar