• Home
  • Features
  • Fiksi
  • Travel
  • Privacy Policy
  • To Be A Light

    Pengkotak-kotakan dan sekat memang sering kita dengar bahkan kadang kita jumpai di kehidupan ini. Orang kaya dan orang miskin dibedakan. Orang pintar dan orang bodoh dibedakan. Orang cantik/gagah dan orang jelek dibedakan. Aku risih dengan pengkotak-kotan itu karena aku juga mengalaminya. Aku rasa banyak orang, hal dan tempat yang membeda-bedakan diriku dengan yang lainnya. Namun, lebih sakit jika aku merasa aku tak dianggap, aku tak ada di kotak-kotak itu. aku tak ada di sekat manapun. Aku seperti tak ada di sekitar mereka.

    Sejak dulu aku merasa kecil, aku merasa dipandang sebelah mata. Bahkan aku merasa tak dianggap ada oleh mereka. mungkin banyak yang berfikir itu perasaanku saja tapi banyak kejadian dan bukti yang membuatku berfikiran seperti itu.

    Tapi, itu dahulu...

    Sebelum kuputuskan untuk mengubah fikiran negatif dalam diriku. Sebelum kubersemangati untuk menggoyahkan mindset negatif di diriku. Sebelum kuniatkan untuk menjadi manusia yang tak mengenal pengkotak-kotakan.

    Walau keputusan, semangat dan niat telah kugenggam, namun keberanian masih enggan menyatu dalam jiwa ini. Ada rasa yang selalu menghambatnya. Ada tembok yang selalu menghalanginya. Aku belum bisa berani!

    Setiap malam dalam hariku kumeminta kepadaNya keberanian agar aku bisa melaju ke depan. Agar aku bisa mewujudkan segala impian dan harapanku. Karena tanpa keberanian aku tak bisa bergerak, akutak bisa mengulurkan tangan meraih segalanya. 


    ITU CERITA SEBELUM KUMENEMUKAN MEREKA


    Kini....

    Cerita itu telah berubah.

    Cerita saat ini penuh dengan semangat dan keberanian yang membara...

    Aku telah belajar dan mendapatan keberanian dari mereka yang kini ada di sekitarku.

    Aku telah mulai melangkah untuk sebuah keputusan, semangat dan niat yang pernah tertunda..
    Meski masih ada harapan yang terlalu jauh untuk kuraih, namun aku berjuang melawan rasa yang sakit saat mencoba mengulurkan tangan untuk menggapainya.

    Tak kupungkiri, tak kusembunyikan dan tak mungkin kurahasiakan apa yang memang sebenarnya terjadi saat ini. Aku masih seberti bayangan disekitar mereka, tapi aku tidak takut. Walau aku masih bayangan, aku tidak bersedih karena aku tahu dan yakin disekitar bayangan pasti ada cahaya yang sangat terang dan kelak aku akan menjadi cahaya itu.

    Semangat dan keberanian untuk menjadi cahaya akan aku tanam dalam jiwaku. Aku ingin menjadi cahaya agar dapat berbagi terang bagi mereka yang masih merasa gelap dalam kotak-kotak dunia.

    :D :) ^^


    -ILa-

    Posting Komentar