Andai kesusahan adalah hujan, dan ke senangan adalah matahari, maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi. – begitu kalimat yang bertebaran di website, google, blogger, tumblr, ataupun situs tulis menulis lainnya.
Kalimat ini hampir semua orang sepakat membenarkannya. Tapi bagi saya sedikit berbeda.
Kita, saat mendapat sebuah musibah, bencana, ujian atau apapun itu pasti membuat perasaan, hati dan jiwa kita menjadi sedih, galau dan gundah. Semua terasa seperti menolak kita, semua terasa seperti kutub negative bagi kita. Tidak ada yang beres, tidak ada yang seimbang. Pokoknya semua menjadi mendung, lalu turun hujan. Banyak tulisan sedih yang makna sesungguhnya bersembunyi di balik kata hujan. Ya, hujan sama dengan kesedihan.
Apa banyak orang yang ketika sedih menjadi kurang semangat? Iyyap! Banyak, banyak sekali malah, dan mungkin saya salahsatunya. Mengurung diri, jauh dari orang, melakukan hal yang tidak bermanfaat, bahkan mungkin ibadahnya mentjadi berkurang. Kesedihan memang menjadi senjata andalan setan untuk menghasut kita. Membuat kita berfikiran yang tidak-tidak terhadap Yang Maha Mengetahui. Berburuk sangka terhadapNya. Dan kegiatan yang seperti itu sama sekali tidak ada manfaatnya, bahkan malah menambah daftar dosa kita. Lalu bagaimana kalau kita syukuri saja kesedihan itu. Bagaimana kalau kita belajar menghadapi kesedihan dengan rasa syukur kepada Sang Maha Mengetahui. Syukuri saja ketika sedih, coba ingat, kapan kamu produktif menulis (bagi penulis), atau produktif menciptakan lagu (bagi composer). Pasti sebagianbesar pada saat sedih bukan, pada saat galau, bukan? Syukuri itu. Kalau tidak mengalami kesedihan, bagaimana mungkinsebuah tulisan sedih mendayu menjadi begitu hidup, begitunyata. Sebuah lagu sedih bisa membuat kita meneteskan air mata saat mendengarnya karena ia dibuat dengan ketulusan hati, mungkin composernya pernah mengalami hal tersebut sehingga lagu itu begitu nyata. Lalu? Ya… mari kita syukuri semua itu. Mari hadapi hujan kesedihan dengan sinar syukur. Jadi bagi saya, Matahari sama dengan rasa syukur.
Kesedihan, jika kita hadapi dengan rasa syukur pasti akan terasa lebih ringan. Karena kita yakini semua kesedihan itu ada hikmahnya, ada makna di dalamnya. Seperti janji Allah SWT dalam surah Al-Insyirah “Maka sesungguhnya bersamakesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. Dibalik kesedihan pasti ada kesenangan, syukuri.
Tulisan-tulisan sedih itu, lagu-lagu sendu itu, jika dibaca atau didengar orang banyak dan respon mereka bagus, pasti hati kita akan merasa bahagia, bukan? kesedihan yang disyukuri akan menghasilkan kebahagiaan. Sama hal nya hujan, jika tidak ada matahari, tidak akan ada pelangi, karena pelangi akan terjadi apabila cahaya mengalami pembiasaan ketika cahaya matahari terkena air hujan. Jadi bagi saya, Pelangi samadengan kebahagiaan.
Setelah mendapat hujan (kesedihan), lalu kita beri cahaya matahari (bersyukur), maka akan menghasilkan pelangi (kebahagiaan).
Ini hanya opini saya, juga pengingat untuk saya pribadi saat saya membaca ulang.
Terima Kasih sudah singgah. #Ingatkansayauntuktetapmenulis. :)
1 komentar
Tulisannya amburadul. Maafkan. Mungkin kesalahan hp saya. Nanti kalau dapat wifi untuk laptop akan saya perbaiki. InsyaAllah
BalasHapus